Sebuah Pembelajaran dari tahun 2018

it's been a while since the last time gue "niat" bikin blog post. Bukan niat sih, tapi emang blog post yang beneran mau gue tulis ehehe.

Gue kehilangan jiwa nulis gue. Setahun terakhir.
Gue kehilangan "gue" yang dulu.

karena gue terlalu terlena dengan hal baru yang gue jalani setahun kemarin. Kerja.
As a first jobber, gue berusaha memberikan yang terbaik buat pekerjaan pertama gue ini. ditambah lagi pekerjaan gue yang sekarang ini menyimpang jauh dari bidang ilmu yang gue dalami selama 4 tahun terakhir.


Memulai hal yang baru di dunia pekerjaan itu tidaklah mudah, ferguso.
Gue harus kerja dan belajar dalam satu waktu supaya gue bisa mengimbangi ritme kerja dari anak-anak kantor gue.

Berat, di awal. Tapi lama-kelamaan gue akhirnya bisa mengimbangi mereka dan mulai menikmati pekerjaan baru gue ini.

Gue terlena dengan jadwal pekerjaan gue yang cukup padat. Senin sampai jumát 08.00-17.30 gue kasih waktu gue buat kantor. gak jarang pas abis kerja sampe kosan gue masih harus "megang" kerjaan lagi, karena load kerjaan gue banyak banget, asli. Semacem kerjaan buat 5 orang dikasihin semua ke gue yg cuma sebatang kara ini.bahkan weekend gue pun kemakan sama urusan kantor. entah itu event dalam ataupun luar kota.

Alhamdulillah nya Allah baik sama gue, dengan kerjaan sebegitu banyaknya, sebegitu padetnya, gue masih diberikan kesehatan yang bisa dibilang luar binasa! Gue jarang sakit alhamdulillah. Padahal kerjaan gue begadang terus, makan ga teratur, ah pokoknya kacau deh.

Saking gue menikmati pekerjaan gue, yang hampir 24/7 menyita waktu gue ini, atasan gue pun melihat progress positif dari diri gue yang dulu ga ngerti apa-apa sekarang udah jadi "lumayan" paham soal marketing dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan. Perkembangan yang cukup pesat dan pencapaian yang cukup menakjubkan buat gue.

Dengan semua progress gue, dengan semua pencapaian gue dalam waktu singkat, ternyata ada harga yang perlu dibayar buat itu semua. Waktu.

Iya, waktu. Gue mengorbankan semua waktu gue buat kerjaan sampai pada akhirnya gue ga punya waktu untuk keluarga, temen-temen dan bahkan untuk diri gue sendiri. Gue terlalu "fokus kerja" sampai ga bisa bagi waktu buat keluarga dan temen-temen gue. Gue berasa jauh dari mereka. Sayangnya hal ini baru gue sadari di akhir tahun 2018 kemarin. Jadi, satu tahun kemarin gue sudah kehilangan waktu dengan orang-orang terdekat gue.

Ga ada yang perlu disesali, ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan sesuatu. Dalam hal ini gue mengorbankan kebersamaan dengan orang terdekat gue untuk mendapatkan karir dan pengalaman kerja yang "menakjubkan".

Yang bisa gue lakukan sekarang adalah memperbaiki diri. memperbaiki manajemen diri serta manajemen waktu gue, agar semua yang ada di kehidupan gue ini seimbang. Agar gue bisa menjalani hidup gue dengan lebih baik lagi, agar gue bisa menjadi "gue" yang dulu lagi, yang selalu bisa menikmati apa yang ada di hidup gue tanpa harus mengorbankan sesuatu yang cukup besar seperti yang sebelumnya.

That's life. Selalu ada pelajaran yang bisa kalian petik dari setiap perjalanan yang kita lalui. Tinggal bagaimana kita menepatkan sudut pandang kita terhadap segala peristiwa yang hadir di perjalanan hidup kita.
Well, Welcome back Zara.

7 komentar

  1. Hmm.. Sepertinya itu fenomena umum buat mereka yang sekarang ada di dunia kerja..

    Memang waktu semakin berkurang karena sebagian besar adalah untuk urusan pekerjaan, apalagi kalau belum berkeluarga..
    Jika sudah berkeluarga, maka fix waktu jelas akan prioritas ke perkerjaan dan keluarga...

    So.. That's a life zaman now..

    BalasHapus
  2. Loyalitas tak diragukan lagi, tapi memang kadang ada perlu pengorbanan

    BalasHapus
  3. Semoga dg berlalunya waktu, makin bisa menemukan keseimbangan antara kehidupan karir dan kehidupan pribadi ya mba.. saya sendiri justru menjadikan kegiatan ngeblog ini utk menjawab kewarasan jiwa haha... Alhamdulillah sejauh ini berhasil. Yg penting tidak menjadikan ngeblog sebagai beban tapi justru pelepasan beban kerja... Tetap semangat ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ups..typo ..menjaga kewarasan maksud saya..hehe..

      Hapus
  4. Welcome back, Zara, kangen lama tak jumpa, pas banget liat fotomu acara Depkes di Wujil hihi, ternyata ngantor ya, iya harus pandai membagi waktu agar tidak ada yang diabaikan, kasian kaan..ditunggu kehadirannya kalau ada event wiken yaa

    BalasHapus
  5. Insyaallah kalo udah mulai terbiasa dan terbentuk ritmenya pasti akan lebih mudah bagi waktu. Semangat say

    BalasHapus
  6. Semoga lekas menemukan ritme yang pas sehingga enggak mesti ada yang dikorbankan ya.

    Jangan sampai menyesal kaya saya. Terkadang kita abai, tahu-tahu waktu berjalan sangat cepat.

    BalasHapus