yuk cekidot.
Pada saat
liburan akhir semester Ghalih, Dimas, Junian dan Zahara pergi berlibur ke villa
milik keluarga Dimas. Villa tersebut di jaga oleh Pak Farhan. Pak Farhan adalah
orang yang dipercaya oleh keluarga Dimas untuk menjaga villa tersebut.
Sore hari
disebuah café …
Ghalih : “Woy Dim... Besok kita jadikan pergi ke
puncak?”
Dimas : “Jadi dong… Tenang saja kita jadi kok
pergi kesana. Oh ya, anak – anak yang lain sudah diberitahu belum?”
Ghalih : “Oia, aku lupa ,, maaf yaa aku lupa
memberitahu mereka.”
Junian : “Hoi… pada mau jalan kok tidak ngajak –
ngajak sih?”
( Junian berkata sambil
menepuk bahu kedua temannya )
Zahara : “Iya nih, Kok tidak mengajak kami sih?
Aku juga ikut yaa…”
Dimas : “Ni anak, nyamber – nyamber saja sih.”
Ghalih : “Hmmm… kalian ingin ikut yaa? Ya sudah
ikut saja…”
Dimas : “Oke,, besok kita berkumpul di depan
rumahku jam 06.00 yaa ! Ingat jangan sampai lupa!”
Junian : “Oke… Oke..”
Akhirnya mereka semua kembali kerumah
masing – masing untuk mempersiapkan barang – barang bawaan mereka.
Keesokan
harinya, di depan rumah Dimas…
Dimas : “Ghalih, si Zahara kemana sih? Kok belum
datang?”
Ghalih : “Tau tuh… Lelet banget sih…”
Junian : “Hei lihat – lihat itu anaknya datang..”
( Junian
menunjuk kearah Zahara yang sedang berjalan kearah mereka )
Zahara : “Haduuhhh,,, maaf ya teman – teman tadi
aku terlambat bangunnya.. maaf ya,”
Dimas : “Ya sudah, ayo kita jalaann…”
Ghalih,
Zahara dan Junian : “Okee kita jalann!!”
2 jam
kemudian…
Junian : “fhyuhh… Akhirnya sampai juga.”
Pak
Farhan : “Selamat datang Mas Dimas dan
kawan – kawan, silahkan menikmati liburan di villa ini.”
Ghalih : “Baiklah pak, kami masuk ke kamar masing
– masing adhulu ya pak…”
Pak
Farhan : “Ya, silahkan”
Lalu
mereka semua masuk ke kamar mereka masing – masing. Setelah cukup beristirahat,
mereka semua keluar dari kamar masing – masing dan ingin berkeliling melihat –
lihat villa tersebut.
Zahara : “Huahh, udara di sini sejuk bangeett,,”
Ghalih : “Ia ni, seger banget, kita keliling –
kelingi yuk melihat – lihat villa ini..”
Dimas : “Boleh, boleh, aku juga penasaran dengan
villa ini.”
Tiba –
tiba Pak Farhan datang dan langsung memberi mereka sebuah penringatan agar mereka tidak
memasuki salah satu rungan yang ada di villa tersebut.
Pak Farhan : “Ehm… Ehm… Maaf saya mengganggu, saya hanya
ingin memberitahu kalau adik – adik semua
tolong jangan sekali – kali masuk ke ruangan yang berada di ujung sana!”
Junian : “Memengnya ada apa pak?”
Pak Farhan : “Sudah… Jangan tanya kenapa, pokoknya
kalian jangan sampai membuka pintu ruangan tersebut.”
( Keempat anak tersebut
terdiam sesaat, mereka merasa takut tapi juga penasaran… )
Ghalih : “Ooh begitu ya pak, ya sudahlah kalau
begitu.”
Lalu Pak Farhan pergi
meninggalkan mereka,
Zahara : “Sebenarnya ada apa ya? Kenapa kita
dilarang untuk membuka pintu tersebut? Aku jadi penasaran”
Dimas : “Bagaimana kalau malam ini kita kita
lihat sebenarnya dikamar itu ada apa.”
Malam
harinya mereka semua telah berkumpul di kamar misterius tersebut…
Junian : “Yakin nih kita mau masuk ke kamar
misterius ini?”
Ghalih : “Yaiyalah, kita semuakan sudah berkumpul
di sini,”
Dimas : “Sudah sana Jun, buka pintunya”
Junian : “Hah… Masa aku sih yang harus membuka
pintuya?”
Zahara : “Sudah Jun… buka pintunya”
Akhirnya
junian membuka pintunya, dan ternyata ruangan tersebut adalah gudatua yang
kotor…
Ghalih : “Haahh? Hanya gudang kotor, jelek dan
berdebu seperti ini sja tidak boleh di masuki?”
Dimas : “Hush… Jangan ngomong semberangan!!
Pamali tahu…”
Junian : “Tahu tuh, Pamali”
Zahara : “Sudah – sudah, Kita masuk saja…”
Pada saat
mereka masuk, tiba – tiba lampu padam sesaat, lalu kemudian menyala lagi. Akan
tetapi setelah lampu menyala kembali, Zahara telah menghilang.
Dimas : “ Woy, si Zahara kemana tuh… Hilang!”
Ghalih : “Zah… Zah... Jangan main petak umpet
deh!”
Junian : “Haduh… si Zahara kemana sih?”
Tiba –
tiba ada hantu muncul,
Hantu : “Hi… Hi… Hi… Kalian anak – anak nakal,
sudah diperingatkan tidak boleh masuk ke ruangan ini tetap saja masuk!
Akibatnya salah satu teman kalian telah kujadikan tumbal…”
Junian : “Han,, han,, HANTU….”
(Junian
berlari keluar)
Ghalih
dan dimas : “heyy… tunggu dong !!!”
( Mereka
berduapun ikut berlari)
Setelah
berlari cukup jauh dari kamar tersebut, mereka erunding mengenai kejadian
ganjil yang baru saja mereka alami.
Ghalih : “Kok aneh sih? Setan kok kakinya
manyentuh tanah? Bukan setan kali?”
Dimas : “Setan jadi – jadian kali”
Dan
setelah Dimas, Ghalih dan Junian melakukan penyelidikan, dapat diketahui bahwa
ternyata hantu tersebut ada hubungannya dengan Pak Farhan.
Akhirnya
mereka menemui Pak Farhan…
Ghalih : “Pak Farhan… Lepaskan teman kami!!!”
Dimas : “Bapak telah mencuri barang – barang
keluarga sayakan?”
Junian : “Dan bapak telah Bersekongkol Dengan
hantu tersebutkan?”
Pak Farhan :
“Ma.. Maa.. Maafkan saya, saya terpaksa melakukan ini, karena saya dan anak
saya membutuhkan biaya besar untuk pengobatan istri saya.”
Lalu tiba – tiba Zahara
dan Nuryati muncul dan menjelaskan semuanya..
Nuryati : “Maaf. Maaf saya memotong pembicaraan
kalian semua, saya akan menjelaskan semuanya, sebelumnya maafkan saya mas
dimas, saya dan bapak saya terpaksa melakukan ini semua karena kami memerlukan
baiaya untuk pengobatan ibu saya yang ada di rumah sakit, dan saya menculik
salah satu teman kalian karena kami ingin mendapatkan sertifikat villa ini untuk
saya jadian tambahan biaya pengobatan ibu saya. Sekali lagi saya minta maaf.”
Dimas : “ya tidak apa – apa, kalian saya maafkan
tetapi kalin jangan mengulangi perbuatan kalian lagi.”
Akirnya masalah ini
dapat di selesaikan dengan cara damai.
Tidak ada komentar