Liburan Yang Menegangkan

well, gue sekarang bukan mau nyeritain tentang liburan gue. tapiiii. gue mau nge-share kenangan masa lalu(?) yaitu, drama UJIAN PRAKTEK B.INDONESIA gue waktu jaman SMP. gila kan 3 tahun  lalu boooo~. 
yuk cekidot.

Pada saat liburan akhir semester Ghalih, Dimas, Junian dan Zahara pergi berlibur ke villa milik keluarga Dimas. Villa tersebut di jaga oleh Pak Farhan. Pak Farhan adalah orang yang dipercaya oleh keluarga Dimas untuk menjaga villa tersebut.
Sore hari disebuah café …
Ghalih     : “Woy Dim... Besok kita jadikan pergi ke puncak?”
Dimas      : “Jadi dong… Tenang saja kita jadi kok pergi kesana. Oh ya, anak – anak yang lain sudah  diberitahu belum?”
Ghalih     : “Oia, aku lupa ,, maaf yaa aku lupa memberitahu mereka.”
Junian      : “Hoi… pada mau jalan kok tidak ngajak – ngajak sih?”
( Junian berkata sambil menepuk bahu kedua temannya )
Zahara     : “Iya nih, Kok tidak mengajak kami sih? Aku juga ikut yaa…”
Dimas      : “Ni anak, nyamber – nyamber saja sih.”
Ghalih     : “Hmmm… kalian ingin ikut yaa? Ya sudah ikut saja…”
Dimas      : “Oke,, besok kita berkumpul di depan rumahku jam 06.00 yaa ! Ingat jangan sampai lupa!”
Junian      : “Oke… Oke..”
        Akhirnya mereka semua kembali kerumah masing – masing untuk mempersiapkan barang – barang bawaan mereka.
Keesokan harinya, di depan rumah Dimas…
Dimas      : “Ghalih, si Zahara kemana sih? Kok belum datang?”
Ghalih     : “Tau tuh… Lelet banget sih…”
Junian      : “Hei lihat – lihat itu anaknya datang..”
( Junian menunjuk kearah Zahara yang sedang berjalan kearah mereka )
Zahara     : “Haduuhhh,,, maaf ya teman – teman tadi aku terlambat bangunnya.. maaf ya,”
Dimas      : “Ya sudah, ayo kita jalaann…”
Ghalih, Zahara dan Junian : “Okee kita jalann!!”
2 jam kemudian…
Junian      : “fhyuhh… Akhirnya sampai juga.”
Pak Farhan   : “Selamat datang Mas Dimas dan kawan – kawan, silahkan menikmati liburan di villa ini.”
Ghalih     : “Baiklah pak, kami masuk ke kamar masing – masing adhulu ya pak…”
Pak Farhan   : “Ya, silahkan”
Lalu mereka semua masuk ke kamar mereka masing – masing. Setelah cukup beristirahat, mereka semua keluar dari kamar masing – masing dan ingin berkeliling melihat – lihat villa tersebut.
Zahara     : “Huahh, udara di sini sejuk bangeett,,”
Ghalih     : “Ia ni, seger banget, kita keliling – kelingi yuk melihat – lihat villa ini..”
Dimas      : “Boleh, boleh, aku juga penasaran dengan villa ini.”
Tiba – tiba Pak Farhan datang dan langsung memberi  mereka sebuah penringatan agar mereka tidak memasuki salah satu rungan yang ada di villa tersebut.                                       
Pak Farhan   : “Ehm… Ehm… Maaf saya mengganggu, saya hanya ingin memberitahu kalau adik – adik semua  tolong jangan sekali – kali masuk ke ruangan yang berada di ujung sana!”
Junian      : “Memengnya ada apa pak?”
Pak Farhan   : “Sudah… Jangan tanya kenapa, pokoknya kalian jangan sampai membuka pintu ruangan tersebut.”
( Keempat anak tersebut terdiam sesaat, mereka merasa takut tapi juga penasaran… )
Ghalih     : “Ooh begitu ya pak, ya sudahlah kalau begitu.”
Lalu Pak Farhan pergi meninggalkan mereka,
Zahara     : “Sebenarnya ada apa ya? Kenapa kita dilarang untuk membuka pintu tersebut? Aku jadi penasaran”
Dimas      : “Bagaimana kalau malam ini kita kita lihat sebenarnya dikamar itu ada apa.”
Malam harinya mereka semua telah berkumpul di kamar misterius tersebut…
Junian      : “Yakin nih kita mau masuk ke kamar misterius ini?”
Ghalih     : “Yaiyalah, kita semuakan sudah berkumpul di sini,”
Dimas      : “Sudah sana Jun, buka pintunya”
Junian      : “Hah… Masa aku sih yang harus membuka pintuya?”
Zahara     : “Sudah Jun… buka pintunya”
Akhirnya junian membuka pintunya, dan ternyata ruangan tersebut adalah gudatua yang kotor…
Ghalih     : “Haahh? Hanya gudang kotor, jelek dan berdebu seperti ini sja tidak boleh di masuki?”
Dimas      : “Hush… Jangan ngomong semberangan!! Pamali tahu…”
Junian      : “Tahu tuh, Pamali”
Zahara     : “Sudah – sudah, Kita masuk saja…”
Pada saat mereka masuk, tiba – tiba lampu padam sesaat, lalu kemudian menyala lagi. Akan tetapi setelah lampu menyala kembali, Zahara telah menghilang.
Dimas      : “ Woy, si Zahara kemana tuh… Hilang!”
Ghalih     : “Zah… Zah... Jangan main petak umpet deh!”
Junian      : “Haduh… si Zahara kemana sih?”
Tiba – tiba ada hantu muncul,
Hantu      : “Hi… Hi… Hi… Kalian anak – anak nakal, sudah diperingatkan tidak boleh masuk ke ruangan ini tetap saja masuk! Akibatnya salah satu teman kalian telah kujadikan tumbal…”
Junian      : “Han,, han,, HANTU….”
(Junian berlari keluar)

Ghalih dan dimas    : “heyy… tunggu dong !!!”
( Mereka berduapun ikut berlari)
Setelah berlari cukup jauh dari kamar tersebut, mereka erunding mengenai kejadian ganjil yang baru saja mereka alami.
Ghalih     : “Kok aneh sih? Setan kok kakinya manyentuh tanah? Bukan setan kali?”
Dimas      : “Setan jadi – jadian kali”
Dan setelah Dimas, Ghalih dan Junian melakukan penyelidikan, dapat diketahui bahwa ternyata hantu tersebut ada hubungannya dengan Pak Farhan.
Akhirnya mereka menemui Pak Farhan…
Ghalih     : “Pak Farhan… Lepaskan teman kami!!!”
Dimas      : “Bapak telah mencuri barang – barang keluarga sayakan?”
Junian      : “Dan bapak telah Bersekongkol Dengan hantu tersebutkan?”
 Pak Farhan  : “Ma.. Maa.. Maafkan saya, saya terpaksa melakukan ini, karena saya dan anak saya membutuhkan biaya besar untuk pengobatan istri saya.”
Lalu tiba – tiba Zahara dan Nuryati muncul dan menjelaskan semuanya..
Nuryati    : “Maaf. Maaf saya memotong pembicaraan kalian semua, saya akan menjelaskan semuanya, sebelumnya maafkan saya mas dimas, saya dan bapak saya terpaksa melakukan ini semua karena kami memerlukan baiaya untuk pengobatan ibu saya yang ada di rumah sakit, dan saya menculik salah satu teman kalian karena kami ingin mendapatkan sertifikat villa ini untuk saya jadian tambahan biaya pengobatan ibu saya. Sekali lagi saya minta maaf.”
Dimas      : “ya tidak apa – apa, kalian saya maafkan tetapi kalin jangan mengulangi perbuatan kalian lagi.”
Akirnya masalah ini dapat di selesaikan dengan cara damai.

Tidak ada komentar